Menjadi seorang astronot di badan antariksa Amerika Serikat, NASA, bukanlah hal yang mudah. Mereka memberlakukan peraturan serta seleksi yang ketat dalam melakukan perekrutan.
Berbagai syarat seperti memiliki kewarganearaan AS, lulus dari perguruan tinggi terakreditasi baik di bidang sains, teknik mesin, atau matematika, serta berpengalaman selama tiga tahun atau seribu jam dalam mengendarai pesawat harus dipenuhi oleh pelamar agar bisa mendaftar.
Setelah itu, para pelamar harus melewati proses seleksi yang diklaim 74 kali lebih sulit dibandingkan dengan ujian masuk ke Harvard University, ditambah NASA hanya membuka lowongan sekali dalam beberapa tahun.
Pada 2017 sendiri, NASA hanya mengambil 12 orang terpilih dari 18.300 yang melamar untuk menjadi seorang astronot.
Dengan sulitnya proses seleksi yang dijalani, ditambah dengan pengalaman, latihan keras, serta kesediaan mereka untuk mempertaruhkan nyawanya di luar angkasa, menarik untuk melihat seberapa besar NASA memberikan kompensasi kepada para astronot.
Berdasarkan keterangan dari NASA sendiri, gaji tahunan yang dibayarkan kepada para astronot berdasarkan level mereka masing-masing, yang didalamnya terdapat dua tingkatan paling umum, yaitu GS-12 dan GS-13.
Tingkatan itu masing-masing memiliki 10 tahapan di dalamnya, yang ditentukan berdasarkan pada pencapaian akademik dan pengalaman dari para astronaut itu sendiri.
"Saat seorang masyarakat sipil terpilih dalam Astronaut Program, tingkatan yang ia raih biasanya berada di level GS-12 atau GS-13, walaupun bisa lebih tinggi lagi," ujar William McArthur, mantan astronot NASA, seperti detikINET kutip dari Business Insider.
McArthur sendiri sempat terlibat dalam ekspedisi menuju International Space Station menggunakan kapsul angkasa Soyuz milik Rusia.
Berdasarkan skala gaji yang ditetapkan oleh US Office of Personnel Management (OPM), pada 2018 ini astronot yang berada di tingkat GS-12 Tahap 1 akan mendapat bayaran sebesar USD 63.600 (Rp 863 juta) per tahun, atau sekitar Rp 71 juta setiap bulannya.
Sedangkan untuk angkasawan berpredikat GS-12 Tahap 10, seiring bertambahnya pengalaman dan keahliannya, ia akan diganjar dengan gaji senilai USD 82.680 (Rp 1,1 miliar) per tahun, atau Rp 93,5 juta sebulan.
Untuk astronot dengan tingkatan GS-13, angkasawan yang berada di Tahap 1 dan Tahap 3 masing-masing dapat menerima gaji tahunan sebesar USD 75.628 (Rp 1,02 miliar) dan USD 98.317 (Rp 1,3 miliar).
Walau begitu, astronot di NASA tidak hanya berhenti di tingkatan GS-13, mereka bisa terus melanjutkan karirnya hingga ke level paling tinggi, yaitu GS-15 Tahap 10.
Dengan menyesuaikan pada posisi, tanggung jawab, dan performanya, angkasawan yang sudah berada di level tersebut dapat menerima bayaran hingga USD 120.000 (Rp 1,6 miliar) per tahun, atau sekitar Rp 135 juta setiap bulannya.
"Saat masih aktif menjadi astronot, saya berada di tingkat tertinggi mulai 2001 hingga 2007," kata pria yang terpilih menjadi kandidat astronot NASA pada 1990 lalu tersebut.
0 Comments: